essay
Masa Depanku Bersama #Penmas Versi Melati
Sejatinya setiap orang pasti memiliki tujuan atau yang biasa di sebut dengan
cita-cita. Setiap orang punya itu dan sedang memperjuangkan itu, termasuk aku. Nama
saya Melati Aliwati Aliah, lahir di Tasikmalaya tanggal 11 bukan juni 20 tahun lalu. Saya
seorang mahasiswa semester 3 di Jurusan Pendidikan Masyarakat Universirtas
Siliwangi. Ketika memasuki dunia perkuliahan belum terpikirkan tujuan hidup ada di
dunia kuliah ini mau ngapain, pokoknya asal diterima di PTN. Mulai masuk kuliah
diawali dengan orientasi online yang sangat jenuh dan asal ikut aja.
Dari mulai orientasi awal-akhir masih belum kebayang tujuan masuk dunia
perkuliahan ini apa, bahkan sampai masuk perkuliahan pun sama. Karena, masuk
jurusan Pendidikan Masyarakat tanpa riset dan mencari tahu apapun. Seiring
berjalannya waktu ketika memasuki semester 2 melewati banyak kegiatan dari mulai
masuk himpunan,sanggar seni katumbiri,sampai kerja freelance sebagai fasilitator di
ruang guru, sebuah perusahaan dibawah naungan PT. Ruang Raya Indonesia.
Menjalankan beberapa kegiatan dalam satu waktu memang sulit dan melalahkan, tapi
banyak pejaran baru juga yang didapatkan walaupun masih belum ada rasa puas
karena masih dijalankan secara online.
Akhir semester 2 utamanya pada mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa, Pa
Bayu selaku dosen pengampu memberikan tugas berupa wawancara kepada praktisi
atau akademisi Pendidikan Masyarakat. Pada saat itu sangat tertarik untuk
mewawancarai praktisi yang fokus pada program Pemberdayaan dan nekadlah untuk
DM salah satu start-up sosial Pojok Rakyat. Menunggu balasan lumayan lama kurang
lebih 1 minggu dan akhirnya dapat balasan 1 narasumber yaitu Kang Hisyam dari
Patriot Desa Jawa Barat yang menjabat sebagai Koordinator Program Pojok Rakyat.
Pasa saat itu merasa beruntung bisa wawancara sama orang hebat dengan
pengalaman yang luar biasa.
Beberapa minggu setelah wawancara kebetulan Azka ngajak buat ke kampus
kebetulan waktu saya dan Alifa sedang berada dalam satu lokasi yang sama. Kami 3
berdiskusi seputar pemberdayaan masyarakat. Pada saat itu situasinya sudah
kehabisan bahan untuk diskusi dan terbersit ide untuk mengundang Kang Hisyam
dalam rangka berdiskusi dan tertarik untuk mengikuti kegiatan Pemberdayaan bersama
Patriot Desa atau Pojok Rakyat. Kemudian kami berdiskusi tentang
pemberdayan,mahasiswa online,permasalahan pendidikan,dan lain sebagainya. Dari
diskusi tersebut berdasarkna keresahan-keresahan kami munculah ide untuk membuat
kelompok diskusi pendidikan masyarakat, yang dimana kegiatannya seputar diskusi
mengenai keresahan tentang Pendidikan Masyarakat. Tetapi, program tersebut belum
terealisasi dikarenakan satu dan lain hal. Seminggu setelah UAS semester 2 tiba-tiba
ada Kang Hisyam nelpon ngajak buat ikut kegiatan di Pangndaran, karena menurutnya
jika kita ingin mengetahui dan mengenal tentang pemberdayaan masyarakat maka
harus terjun langusng dan merasakan turun kepada masyarakat.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 2 mahasiswa jurusan Pendidikan Masyarakat yaitu
saya sendiri Melati Aliwati Aliah dan salah satu teman saya Alifa Maula Adzani,
bernama Ekspedisi Perintisn Kewirausahaan Sosial Universitas Siliwangi. Tujuan dari
kegiatan tersebut supaya para Mahasiswa meiliki arah,tujuan,dan cita-cuta yang jelas
ketika lulus agar setelah lulus sudah punya tempat atau start up sendiri yang sedikitnya
sudah berkembang. Dan juga harapannya bisa memiliki bisnis modal untuk mendukung
keberlangsungan start up yang sudah dirintis. Serta mendekatkan diri kepada
masyarakat.
Dalam kegiatan tersebut belajar banyak tentang kehidupan dari mulai hari
pertama dapat tugas untuk ke Pasar Cijulang dan mengunpulkan uang Rp. 100.000,.
tanpa modal, dalam tugas tersebut kita juga tidak diperkenankan untuk membawa uang
sepeserpun. Jadi , harus bisa mendekatkan diri kepada masyarakat. Selain itu, kita juga
mempelajari tentang SMART goals. Hasilnya dari tantangan pertama adalah kita bisa
mengenak beberapa masyarakat disana,mendapat uang Rp. 50.000,. dan juga
mendapatkan gambaran tentang mimpi kita kedepannya mau bagaimana, kebetulan
pada saat itu saya memilih untuk membuat stat-up sosial SEKOLAH ALAM BESTARI.
Hari ke 2 dikasih tantangan untuk bekerja ditempat cocopead salah satu pabrik
kelapa disana. Disana kita menjadi pekerja diposisi terbawah menjadi kuli lempar
kelapa. Disana kita bekerja sambil ngonbrol bersama masyarakat,mendengarkan keluh
kesah masyarakat tentang pandemi dan tidak mendapat mendapatkan bantuan, dan
cerita lainnya. Kita juga sempet ngobrol dan ketemu sama pemilik pabrik cocopead
yaitu Bapak Nandang beliau merupakan lulusan Pendidikan Luar Sekolah Universitas
Terbuka dan sekarang belerja sabagai penilik. Dihari ke dua juga kita belajar untuk
mempertajam konsep start-up yang telah disusun.
Selanjutnya hari ke 3 aku dikirim ke daerah Cibanten untuk belajar bagaimana
cara mendekatan diri kepada anak kecil, yang menjadi sasaran Sekolah Alam Bestari.
Tantangan ke 3 alhamdulillah berhasil bisa ketemu Pa Kikin,Bu Uun, dan juga anak-
abak di daerah Cibanten. Hari ke 4 masih melakukan hal yang sama yang beda adalah
pada hari ke 4 saya mengunjungi bakal mitra dari Sekolah Alam Bestari, yaitu SMK
Bakti Karya. Di SMK Bakti Karya saya menemukan banyak keunika di sekolah ini. Dari
mulai sistem pendidikannya yang non formal hanya ada 3 jenis kelas yaitu
humaniora,multimedia,dan juga ekologi. Dari ke 3 kelas tersebut diurai lagi menjadi
beberapa kelas seperti kelas humaniora (pendekatan antara manusia dengan
manusia) mata pelajaran yang dipelajari adalah agama,pkn,bahasa indonesia, bahasa
inggris. Selanjutnya adalah kelas multimedia yaitu mata belajaran konsentrasi di SMK
tersebut. Terakhir yaitu kelas ekologi (penedekatan manusia dengan alam) mata
pelajaran yang dipelajari adalah fisika,kimia,biologi, dan mereka punya kebun serta
sawah yang mereka garap sendiri. Selain itu, sisi unik dari SMK ini adalah siswanya
dari berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke, karena Pa Ai memiliki moto “Dari
pada saya mengirim guru kesana mending saya membawa pemuda dari daerah
tersebut untuk nantinya bisa memakmurkan daerahnya. Outputnya juga sangat berhasil
kalau saya karena siswa di SMK Bakti Karya, jadi semua peserta dari SMK tersebut di
asrama daerah Kp. Nusantara dan mereka bisa dekat,berbaur,dan mengaplikasikan
pemberdayaan masyarakat dalam keidupan sehari-hari mereka.
Selanjutnya, pada hari terakhir kita dikasih chalange untuk pergi ke Pangandaran
tanpa dikasih uang dan membawa uang, disana kami papalidan (memberhentikan mobil
demi mobil untuk menumpang gratis dari Cikubang ke Pangandaran). Selain itu, kita
juga dikasih tantangan untuk memngunjungi beberapa UMKM dan mewawancara,
untuk mengetahui keluh kesah mereka dan model bisnis yang digunakan apa. Dari
tantangan tersebut kita mengambil hikmah bahwa dunia ini banyak orang baik dan
peduli.
Setelah itu 7 hari melalukan berbagai tantangan akhirnya saya mendapat tujuan mau
apa dan jadi apa, saya ingin menjadi mempunyai SEKOLAH ALAM yang bernama
BESTARI dengan konsep Sekolah yang bisa menggali potensi peserta didiknya dan
bisa membawa peserta didik untuk dekat kepada masyarakat. Konsep ini perinspirasi
dari Sanggar Anak Yogyakarya garapan Pak Toto dan Bu Wahya serta Sekolah SMK
Bakti Karya garapan Pa Ai. Dengan moto seperti yang pernah dikatakan oleh Pa Roem
“setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah , dan yang terakhir setiap
kejadian adalah pengalaman”.
Setelah melewati 1 minggu yang luar biasa dalam merancang konsep selanjunya
kita merancang konsep untuk mencari formulasi lengkap dari start-up yang telah
dirancancang. Maka kita merancang suatu program yang bernama “Berkawan 7 Hari
Chapter Pngandaran”. Program dadakan yang dirancang kurang lebih 3 minggu
menggunakan modal dari hasil kita jualan. Program tersebut merupakan kolaborasi dari
SALAM Bestari.Roemah Kawan(start up Alifa),dan ekologi.
Dalam kegiatan tersebut saya membawa 2 orang rekan saya yaitu Eri,Mita,dan
Sherli, agenda pertama yang kami lakukan adalah mengunjungi SMK Bakti Karya.
Rencana awalnya kami akan melihat dan membantu secara langsung proses
perumusan kurikulum baru SMK Bakti Karya, tapi dikarenakan di sekolah sedang ada
kegiatan MPLS kegiatan tersebut batal dilakukan. Akhirnya kegiatan yang kami lakukan
adalah mengikuti kegiatan MPLS, berkenalan dari siswa-siswi diberbagai daerah
diantaranya ada dari Riau,Flores,Papua,Papua Barat,Maluku,dan sebagainya.
Kemudian kami juga berdiakusi kembali tentang kematangan konsep kita dan
membantu tim Roemah Kawan untuk Champaing Penyu di Batu Hiu.
Dari kegiatan tersebut rancangan start-up Sekolah Alam Bestari ingin mewujudkan
sekolah yang bisa menggali potensi peserta didiknya dan bisa membawa peserta didik untuk
dekat kepada masyarakat. Dengan tutor dan fasilitator dari Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Masyarakat 2020, harapan dari saya pribadi adalah mereka yang menjadi tutor dan fasilitator bisa
mengimplementasikan ilmu diperkuliahan secara langsung sehingga ada akhirnya tempat yang
dijadikan untuk “sekolah” bisa menjadi kampung atau desa binaan Pendidikan Masyarakat
2020.
