MBKM
Belajar Mengajar Bersama Kampus Mengajar
Saya Halalah Amaliyah, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Masyarakat Universitas Siliwangi. Saya mahasiswa yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program yang selenggarakan oleh Kemendikbud Ristek yaitu program Kampus Mengajar angkatan ke dua, program ini dilaksanakan selama 5 bulan, dan saya pun ditempatkan di salah satu sekolah dasar di Kota Tasikmalaya. Setelah melewati seleksi dan megikuti pembekalan saya terjun langsung ke sekolah sasaran.
Banyak pengalaman yang saya dapatkan ketika saya mengikuti Kampus Mengajar, salah satu pengalaman yang akan saya ceritakan mengenai permasalahan dalam proses belajar di sekolah dasar yang saya tempati. Permasalahan yang saya hadapi diataranya:
1. Rendahnya Motivasi dalam belajar, dilihat dari proses belajar yang ada di kelas tiga, banyak siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan adanya siswa yang sulit untuk masuk ke dalam kelas. Agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran dan siswa tidak cepat bosan dalam belajar. salah satu yang saya lakukan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Namun, keterbatasan penggunaan media pembelajaran pun membuat saya sedikit kesulitan, dikarenakan adanya peraturan yang tidak diperbolehkannya menggunakan media pembelajaran yang bergambar, dan tidak diperbolehkan menggunakan alat musik. Sehingga saya harus membuat media pembelajaran dengan tetap mentaati peraturan yang ada di sekolah tersebut.
2. Pembelajaran Kurang Efektif, hasil yang telah saya rasakan dikarenakan sekolah dasar yang saya tempati menerapkan berbasis islami, maka penggunaan perangkat pembelajaran pun terdapat aturan-aturan yang telah ditetapkan. Pembelajaran sering disampaikan dengan metode ceramah dengan kemungkinan siswa mengalami kejenuhan dalam proses pembelajaran, yang mengakibatkan kurang efektifnya dalam proses pembelajaran.
3. Terdapat anak yang mengalami disabilitas dimana siswa tersebut mempunyai keterbatasan dalam hal kemampuan berpikirnya rendah dan daya ingatannya lemah. Sehingga dalam proses transfer ilmu materi pun anak tersebut tidak bisa menerima materi sesuai dengan tingkat kelasnya. Menurut salah satu guru kelas tiga mengatakan bahwa ia kesulitan dalam mendidik anak yang berkebutuhan khusus. Maka alangkah baiknya anak tersebut melakukan pembelajaran di tempat yang seharusnya, agar anak tersebut mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan keadaannya, karena jika terus dilakukan pembelajaran di sekolah umum, kurang tepat dengan melihat kemampuan guru yang bukan ahlinya dalam mendidik anak berkebutuhan khusus. Pihak guru telah melakukan komunikasi dengan orang tua anak tersebut, namun orang tua anak tersebut menginginkan anaknya untuk tetap bersekolah di sekolah dasar tersebut, serta kondisi orang tua siswa yang sibuk sehingga anak tersebut pun kurang bimbingan belajar oleh orang tuanya ketika dirumah.
Dalam pembelajaran pun saya membagi tugas dengan guru pamong, saya sendiri membimbing siswa yang berkebutuhan khusus. Biasanya saya membimbing siswa tersebut dengan menerapkan pembelajaran yang sangat sederhana, seperti saya memperkenalkan angka-angka, dan huruf alfabet, bukan hanya itu biasanya saya pun membimbing siswa tersebut menulis dengan menggunakan teknik the dot. Senang rasanya, jika saya telah membimbing anak tersebut. Walau pun keterbatasannya anak tersebut sangat menyenangkan. Saya dan guru pamong tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk anak tersebut walau pun kami bukan ahlinya.
“ Jika sedang mengajar, jangan ada tujuan dalam diri ada keinginan untuk memintarkan siswa dengan cepat. Sudah saja Lillah. Karena jika anak tidak bisa, muncul nafsu yang keluar dalam diri yang akhirnya hilangnya rasa ikhlas dalam mengajar”
KH. Rosyidin (Sesepuh Pesantren Cintawana)

